(36)
hep ta hep ti
Besoknya sebelum pukul delapan, Gadih Minang bersama delegasi Korong (tertinggal) Bodi Panyalai, berkumpul di rumah gadang kakek Ajo Manih Koto untuk menghadiri sidang KAN Marapi yang kemarin gagal digelar di Kantor KAN Marapi. Sebelum ke Kantor Bupati, mereka jemput dahulu ketua dan anggota KAN Marapi ke rumah anaknya masing-masing. Setelah makan katupek gulai tunjang, tepat pukul delapan, berangkatlah mereka dengan empat Kereta Kencana yang disaisi kakek Ajo Manih Koto, kakek William Bronson Sikumbang, ayah Viktor Tanjung, dan ayah Julia Maya Panyalai.
Sebagaimana ke kantor KAN Marapi kemarin, anggota delegasi yang lelaki dengan Kereta Kencana yang disaisi kakek Ajo Manih Koto. Sedang anggota delegasi yang perempuan dengan Kereta Kencana yang disaisi ayah Julia Maya Panyalai. Kereta Kencana yang disaisi kakek William Bronson Sikumbang dan ayah Viktor Tanjung tidak berpenumpang.
Karena tidak tahu di mana rumah ketua dan anggota KAN Marapi, mereka jemput terlebih dahulu Pak Wali Nagari Marapi ke rumah anaknya di Korong Koto Piliang, yang tak terlalu jauh dari rumah kakek Ajo Manih Koto. Tak cukup sepuluh menit, mereka tiba di depan rumah Pak Wali Nagari Marapi. Setelah berhenti, kakek Ajo Manih Koto membunyikan bel kereta. Pak Wali Nagari Marapi pun keluar, dan naik ke atas Kereta Kencana ketiga yang disaisi kakek William Bronson Sikumbang.
Karena pemandu mereka adalah Pak Wali Nagari Marapi, kakek Ajo Manih Koto meminta Kereta Kencana kakek William Bronson Sikumbang di depan. Lalu, mereka jemputlah satu-persatu anggota KAN Marapi dimaksud. Satu setengah jam kemudian, ketua dan kesembilan anggota KAN Marapi telah terjemput.Selanjutnya, keempat Kereta Kencana melaju menuju Kantor Bupati Marapi. Kereta Kencana yang disaisi kakek William Bronson Sikumbang didepan. Di belakangnya, Kereta Kencana yang disaisi ayah Viktor Tanjung, kakek Ajo Manih Koto dan ayah Julia Maya Panyalai.
Sesampai di batas sepadan Korong Teluk Belibi dengan Korong Kampung Baru, ratusan pemuda duduk bergerombol di tengah jalan. Kakek William Bronson Sikumbang memberi aba-aba. Keempat Kereta Kencana seketika berhenti. Tiga pemuda berdiri dan melangkah menuju kakek William Bronson Sikumbang. Salah seorang di antaranya berambut cepak.
“Siapa kalian?” tanya kakek William Bronson Sikumbang.
“Kami Persatuan Pemuda Minang Korong Teluk Belibi Nagari Marapi. Saya ketuanya,” jawab pemuda yang berambut cepak.
“Mau apa kalian?”
“Turunkan anggota KAN yang urang sumando kami,” kata pemuda yang berambut cepak.
“Kenapa?”
“Korong kami menolak pembentukan Nagari Minang. Jadi, urang sumando kami tidak boleh menghadiri sidang.”
“Yang berhak menolak bukan kalian, tetapi anggota DPRD Marapi.”
“Ketentuan kami ada pula. Urang sumando harus mematuhi keputusan korong.”
Kakek William Bronson Sikumbang menanyakan kebenarannya kepada ketiga anggota KAN Nagari
Marapi yang urang sumando Korong Teluk Belibi itu. Ketiganya menganggukkan kepalanya.
“Mana kepala korong kalian?”
“Di mana beliau bukan urusan kami!”
Mendengarnya, kakek William Bronson Sikumbang menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba terdengar
kelason kendaraan roda empat dan dua bertalu-talu. Kakek William Bronson Sikumbang menoleh ke
belakang. Tampak kendaraan roda empat dan dua telah antri puluhan meter. Begitu juga jalan di belakang kerumunan pemuda. Kendaraan roda empat dan dua telah antri pula puluhan meter. Kelasonnya juga terdengar bertalu-talu.
“Harus ada pihak yang menjelaskan. Kami panggil dulu Wali Nagari kalian,” kata kakek William Bronson Sikumbang.
“Tanggung, Pak Bupati panggil!”
“Yang benar?”
“Ya!”
(bersambung)
Leave a Reply