Terkait Penyebaran Covid-19, Isolasi di Rumah Terjaminkah?

Obral Chaniago.
Obral Chaniago.

Saya heran saja melihat data pada website pemropsumbar tentang tanggap corona. Sampai hari inipun belum ada yang telah positif covid 19 yang dikarantinakan. Enehnya, sampai data pembaruan terakhir Selasa 14 April 2020, tercatat di data itu kasus terkonfirmasi Covid 19 sebabyak 48/kasus positif dengan rincian: 16 orang/dirawat, 21 orang/isolasi diri dirumah, 4 orang/meninggal, 7 Y

Yang saya bahas ini sebanyak 21 orang isolasi diri dirumah dari 48 orang yang telah dinyatakan dengan kasus  positif covid 19. Timbul pertanyaan, kenapa yang isolasi diri dirumah tidak dikarantina saja. Apakah belum ada tempat mengisolasi di dalam daerah propinsi Sumbar ini. Lalu, apakah yang isolasi diri dirumah dia tidak bersentuhan dengan anak dan istri/suaminya, ayah/ibunya, kakak/adiknya, kakek/nenek/cucunya, serta dengan orang terdekat dan tetangganya. Lalu siapakah/apakah ada TNI/Polri/dokter/tenaga medis/yang mengawasi atau yang mengawalnya, agar dia betul betul melalakukan social distancing sebagiamana yang dinetukan.  

Bila tidak ada sama sekali, sedang orang yang nyata nyatanya telah diatakan positif covid 19 masih saja bebas berkeliaran bersama keluarganya, masih saja bersama dengan orang orang yang dicintainya, maka hal seperti itulah sama saja halnya dengan menyuburkan berkembang biaknya Covid 19 dan akan meruyak di Sumbar pada umum, serta di daerah setempat khususnya. Apakah di Sumbar ini mau berternak virus corona  ?

Tetapi kalau jawabannya tidak  ! Kenapa tidak dikarantina saja 21 orang yang isolasi diri dirumah dari 48 kasus positif covid 19. Apakah pemerintah daerah bersangkutan sungkan, segan, malu atau pun takut. Maka tunggulah kematian massal seperti yang telah terjadi di negeri orang.

Pertanyaan saya dan juga mugkin masyarakat Sumbar, bukan terlambatnya bantuan yang rencana pemerintah akan menyalurkan bantuan sembako atau bahan pangan kepadanya. Kok isolasi diri dirumah  ?

Ini fenomena di lapangan. Jika tak percaya pejabat terkait/berwenang silahkan menyamar sebagai orang kebanyakan nanti akan tahu apa yang sangat merisaukan masyarakat. Karena ternyata, orang yang ditetapkan/dinyatakan positif covid 19 banyak yang mengisolasi diri dirumah.

Yang namanya manusia bila ia merasa terkurung, terkunci lewat lobang semut pun dia akan berusaha untuk bisa lolos apabila badannya bisa menyamakan bisa sebesar lobang semut. Karena sipat manusia yang rata-rata bisa disiplin bila adanya ancaman ketakutan baru bisa manusia itu disiplin diri. Jika tak demikian maka covid 19 akan semakin meruyak di Sumbar

Jika malu mengkarantina yang telah positif itu sebaiknya lakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bila perlu Lockdhon yang berstatus (isolasi diri dirumah) dari yang berasal 48 orang yang telah dinyatakan positif covid 19, itu. Pasang pengamanan dari TNI/Polri, dokter, serta petugas kesehatan dan juga tenaga medis jika Sumbar serius putus rantai penyebaran covid 19. Tetapi melakukan karantina tidak mau, PSBB/Lockdhon yang (isolasi diri dirumah) dengan menghadirkan petugas keamanan di rumah yang telah divonis positif 19 maka tunggulah/keraguan mendekati kehancuran, jangan tunggu dulu telah banyak meninggal ulah positif covid 19, baru dilakukan ketegasan itu namanya nasi telah jadi bubur. Saya lebih suka PSBB jika perlu Lockdown seperti usulan saya diatas.

Dan, saya belum setuju salah satu daerah kab/kota atau pun Propinsi Sumbar di PSBB-kan. Alasannya, selain dari orang yang berstatus sosial TNI, Polri, ASN, karyawan BUMN, BUMD, serta pemilik usaha swasta mandiri lainya, sekitar 80 penduduk daerah kab/kota dalam Propinsi Sumbar menggantungkan hidup/sumber kehidupannya di luar rumah.

Tetapi jika ada salah daerah kab/kota di Sumbar berpenghasilan home industri saya setuju sekali daerah itu di PSBB bila perlu Lockdown sekalian. Dari itu saya usulkan karantina langsung saja orang yang telah dinyatakan positif covid 19 oleh lembaga terkait. ** Obral Chaniago

[tribulant_slideshow gallery_id=”3″]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*