Solok, Editor.- Komisi IV DPRD Provinsi Sumatera Barat yang dipimpin Ketua kimisi HM Nurnas ST, Rabu (1/2), meninjau rencana normalisasi Proyek Batang Lembang yang berlokasi di Kota Solok. Kedatangan Komisi IV didampingi oleh Wakil Walikota Solok, Reinier.
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sumatera Barat HM Nurnas dalam kunjungan tersebut menyampaikan, proyek Batang lembang ini mulai dibicarakan sejak tahun 2006. Pemikiran ketika itu, Batang lembang ini adalah sungai yang banyak berliku perlu ada normalisasi. Pada tahun 2012 terjadi masalah yang berada di Kab Solok dari sumani sampai ke muara. Kita menginginkan dibuat sodetan dengan sodetan tersebut air akan dibagi namuan dalam pembuatan sodetan juga terjadi masalah lahan.
Menurut Nurnas, pada tahun 2014 proyek Normalisasi Batang lembang ini beralih ke Kota Solok, yaitu di daerah di jembatan jalan Merdeka, Dengan normalisasi tersebut, manfaatnya cukup banyak. Pertama air bisa dikontrol kemudian dengan membuat sitfel bisa dijadikan taman.
“Pada tahun 2017 ini, kita melihat lokasi rencana normalisasi di Lokasi Banda Panduang Lubuk Sikarah Kelurahan Tanah Garam Kota Solok. Tujuan kita untuk menormalisasi Sungai Batang lembang ini agar tidak melimpahkan air lagi ke pemukiman masyarakat. Untuk itu angaran yang disediakan untuk tahun ini adalah menyelesaikan yang tersisa, karena masalah tanahnya yang berada di sebelah kanan sungai sudah dijamin oleh Wakil Walikota Solok,” ujar HM Nurnas.
Sementara itu Wakil Walikota Solok RReinier mengatakan, sangat bersyukur dengan rencana normalisasi Batang Lembang yang berlokasi di Kota Sokok ini dikunjungi oleh Komisi IV DPRD Sumbar. Sebab tanpa melihat langsung persoalan yang ada di lapangan yang terkait dengan Batang Lembang ini mustahil angaran itu bisa dikucurkan.
“Ini adalah bukti komitmen dari wakil Rakyat kita yang ada di DPRD Provinsi dalam keberpihakannya kepada kepentingan rakyat, “ ujar Reinir.
Menurut Rainir, Pemerintah Kota Solok punya keterbatasan dana. Di kota Solok saja ada sepanjang 8,7 Km sungai Batang Lembang. Ini selalu menjadi persoalan oleh masyarakat walaupun hujan tidak terjadi di Kota Solok. Hujan di hulu saja sudah mengakibatkan banjir bagi warga Kota Solok. Dengan adanya normalisasi Bantang Lembang ini, nantinya alirannya bisa dimanfaatkan untuk Objek wisata Alam dan Wisata Sungai ditengah kota.
Reinier berharap pekerjaan normalisasi Bantang Lembang di Kota Solok bisa tuntas selama periodenya menjadi wakil walikota Solok,karena pemerintah Kota Solok sangat komitmen dalam pembabasan lahan untuk normalissi Batang Lembang ini.
“Kita juga berharap dalam waktu dekat dapat dilaksanakan tender proyek Normalisasi Bantang Lembang ini,” ujar Reinier.
Rahmad Yuhendra KPA Sungai wilayah Selatan pada kesempatan ini juga menjelaskan, Batang Lembang ini merupakan sungai lintas kabupaten-kota, yaitu Kabupaten Solok dan Kota Solok. Disain awalnya sejak tahun 2003, kalau Batang Lembang ini banjir dampaknya sangat luar biasa. Dari itu pihak Dinas PSDA sudah mengiventarisir titik titik yang perioritas.
“Pada tahun 2016 kita telah melakukan perkuatan tebing di Koto Baru untuk pengendalian banjir dan sampai saat ini keseluruhan lahanya belum juga bebas,” katanya .
Menurut Rahmad Yuhendra, di Kota Solok penaganannya masih bersifat insidentil. Dari hasil kunjungan ini diharapkan ada penanganan yang sangat urgen, yaitu untuk mengamankan jembatan Banda Padung yang waktu banjir belum lama ini sempat tergerus oleh banjir. Dengan adanya perkuatan tebing ini ada manfaatnya.
Pada kkesempatan ini Rahmad Yuhendra juga berharap kepada Pemerintah Kota Solok agar permasalahan lahan bisa dapat dituntaskan. Khusus di kota Solok ada tiga perioritas penanganan. Yaitu pemukiman masyarakat, Musholla, Sekolah dan jembatan. Untuk tahun ini Dinas PSDA sumbar menganggarkan dana sebesar Rp 2,6 Miliar untuk proyek normalisasi Batang Lembang. ** Herman
Leave a Reply