(23)
“Baik. Sebelum dilanjutkan, saya ingin bertanya sebuah lagi. Boleh?”
Julia Maya Panyalai mengganggukkan kepalanya.
“Apakah pertemuan hari ini ada hubungan dengan Pilkada Kabupaten Marapi nanti?”
Mendengarnya, sebagian peserta dan undangan yang duduk di depan, pada mehengong ke belakang memandang Parewa.
“Sejak pembukaan sampai sekarang, tidak satu kata atau kalimat pun yang mengarah kepada Pilkada
Kabupaten Marapi,” jawab Julia Maya Panyalai.
“Bagaimana Pandeka?” kata Parewa.
“Kami merasa sedang menggantang asap,” tukas Pandeka.
Peserta pulang basamo yang mendengar sambil menekur, sontak mengangkat kepala, lalu memandang Julia
Maya Panyalai.
“Kami belum paham. Tolong Uda Parewa jelaskan, apa maksudnya?” kata Julia Maya Panyalai.
“Sinerji Program Bhakti Sosial yang kalian sosialisasikan, tidak jelas rencana biaya dan sumber dananya,” kata Pandeka.
“Kalau itu pinta Uda Parewa, Uda Viktor Tanjung, Koordinator Pulang Basamo Anggota Persatuan Pemuda Maya atau PPM Dunia yang juga diketuainya sekaligus Ketua Persatuan Pemuda Minang atau PPM Dunia yang akan menjelaskannya,” jawab Julia Maya Panyalai.
“O, begitu. Boleh saya mengusul,” kata Parewa,
“Silahkan,” kata Julia Maya Panyalai.
“Mengingat ekonomi masyarakat saat ini sedang payah, tolong beri honor bulanan datuk penghulu kaum,
dan warga masyarakat pelaksananya!” katanya dan duduk kembali.
Panjul Jambak melangkah mendekat dan mengambil Toa dari tangan Parewa.
“Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Uda-Uda undangan kami yang lain, ada yang akan bertanya?” kata Julia Maya
Panyalai melempar.
Mantiko, Ketua BPAN Nagari Tandikek, berdiri dan mengangkat tangan kanannya.
“Silahkan,” kata Julia Maya Panyalai.
Panjul Jambak melangkah mendekat dan menyerahkan Toa kepadanya.
“Apa maksud dan tujuan, umbuik mudo usia sekolah, tidak perlu belajar di sekolah formal, cukup ikut Paket A, Paket B, dan Paket C saja,” tanyanya.
“Gadih, sampaikan keterangan atau penjelasannya di layar Infokus,“ kata Julia Maya Panyalai.
Gadih Minang membuka filenya di laptopnya. Usai terbuka, ia tampilkanlah deskripsinya di layar Infokus.
Konsep pendidikan yang diterapkan pemerintah saat ini berdasarkan kepada konsep Negara Asing, bukan
berdasarkan kepada alam terkembang jadikan guru, dan kearifan lokal. Akibat negatifnya ada dua.
Pertama, generasi muda bangsa enggan mengandalkan perikanan dan pertanian sebagai sumber mata
pencahariannya.
Kedua, anak perempuan yang disatukan belajar dengan anak lelaki, rawan melanggar syarak mangato adat
mamakai, apalagi jika anak gadis sudah terbiasa berpakaian yang menampakkan perhiasannya.Untuk
mengembalikan umbuik mudo Minang beradat yang kawi dan beragama berketuhanan yang Mahaesa, surau
difungsikan kembali sebagai pusat pembinaan, pengasahan dan pengembangan umat, dilengkapi dengan
berbagai fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran seperti perpustakaan, komputer, peralatan untuk praktek keterampilan, dan lainnya.
“Selesai,” kata Gadih Minang.
“Ada tanggapan atau pertanyaan?’ kata Julia Maya Panyalai.
Tek Japang, bundo kanduang Nagari Talang, mengangkat tangannya. Panjul Jambak menyerahkan Toa kepadanya.
“Para anak-cucu kita, bakal jadi sarjana nantinya. Yang jadi tanda tanya bagi Anduang, siapa pemberi
beasiswanya?” katanya.
“Uda Viktor Tanjung silahkan menjawab sekalian dengan pertanyaan lainnya,” kata Julia Maya Panyalai.
Lalu, Viktor Tanjung menjelaskan dua hal. Pertama, sebelum berangkat kami sepakat mensinerjikan program bhakti sosial setelah meninjau dan mengamati gaya hidup dan perilaku masyarakat kelima nagari asa nenek dan kakek. Kedua, biaya pelaksanaan sinerji program bhakti sosial, termasuk honor pelaksananya, serta beasiswa untuk umbuik mudo nagari tamatan Paket C yang diterima di perguruan tinggi negeri, kami ajukan dalam Mubes XXX Urang Maya dari dana Yayasan Pembangunan Nagari Minang.
“Sekian, terima kasih atas perhatiannya.,” tukuakViktor Tanjung. (Bersambung)
Leave a Reply