
Padang Panjang, Editor.–Dilantik 10 Oktober 2018, Walikota Padang Panjang, Fadly Amran mengusung 29 program unggulan di RPJM 2018-2023. Program non fisik umumnya terwujud. Sedang program fisik sedikit yang terwujud, karena refocusing anggaran APBD di 2020-2021 untuk mengatasi dampak wabah Covid-19.
Buah lain yang mengikuti kinerja dan capaian kerja Pemko Padang Panjang dalam 4 tahun itu, Kota Pang Panjang (Walikota, Pemerintah Kota, OPD dan lainnya) meraih banyak penghargaan/prestasi di tingkat nasional, termasuk internasional, dan lebih banyak lagi di tingkat Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Hal itu terungkap dari ekspose Walikota Padang Panjang, Fadly Amran bersama Wakil Walikota Asrul terkait capaian kerja dan prestasi 4 tahun masa kepemimpinannya dalam jumpa pers di Aula Rumah Dinas Walikota pada 10 Oktober 2022 lalu, dan data yang diperoleh Editor dari Bappeda dan OPD terkait lain di kota tersebut.


Dari 29 program unggulan duet Walikota/Wakil Walikota Fadly Amran – Asrul dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) 2018-2023 itu, sekitar 19 programnya non fisik, 10 program fisik. Program non fisik yang di segi rencana anggaran biaya (RAB) rata-rata relatif kecil, umumnya terwujud.
Program non fisik itu yang lebih bersentuhan dengan hajat warga Kota Padang Panjang, antara lain;
-Layanan telepon Psc-119 (bantuan medis darurat pada warga/pasien
di lapangan).
-Layanan Telepon-112 (bantuan pengamanan darurat pada warga di lapangan),
-Layanan dokter warga (layanan medis oleh dokter di kelurahan)
-Beasiswa kuliah di dalam/luar negeri bagi anak berprestasi dan anak dari keluarga
miskin/kurang mampu.
-Asuransi JKM-PP (untuk warga Padang Panjang yg belum punya kartu BPJS)
-Bantuan biaya pendamping bagi pasien (warga Padang Panjang) miskin/kurang mampu



Layanan telepon-119, misalnya, layanan ini untuk memberi pertolongan darurat terhadap warga di lapangan yang butuh segera pertolongan darurat medis, seperti pingsan karena terjatuh di rumah/lapangan, keluhan berat/pingsan karena penyakit, dan kondisi lainnya yang butuh segera pertolongan medis.
Bantuan layanan lewat Psc-119 ini biasanya akan tiba di lokasi dengan ambulance – yang dilengkapi alat ventilator dan infus — dalam waktu sekitar 30 menit sejak telepon diterima. Sampai di lokasi, dokter didampingi perawat akan memeriksa warga yang butuh pertolongan itu. Jika kondisinya kritis atau cukup kritis, warga tadi akan segera dibawa ke RSUD.
Tapi jika kondisi warga tadi dianggap masih bisa dirawat di rumah, maka si dokter akan menghubungi dokter warga di kelurahan tempat tinggal warga tadi. Selanjutnya, dokter warga yang dinas di kelurahan itulah yang akan melanjutkan layanan bantuan medis atau pengobatan terhadap warga tersebut.
Soal biaya atas layanan Psc-119 tadi sampai warga (pasien) itu masuk/dirawat di RSUD Padang Panjang, tidak perlu cemas. Sebab, jika warga tadi tidak punya kartu BPJS, akan dibiayai lewat Asuransi JKM-PP (Jaminan Kesehatan Masyarakat – Padang Panjang) yang sudah ada Perdanya. Syaratnya, ber KTP Kota Padang Panjang.
Tidak heran, jika layanan Psc-119 dan dokter warga diusulkan oleh kalangan wartawan dalam jumpa pers itu, agar diperkuat dengan Peraturan Daerah ( Perda). Begitu pula layanan Telp-112 dan program beasiswa kuliah bagi anak berprestasi dan anak dari keluarga miskin/kurang mampu. Tujuannya, supaya layanan tadi bisa berlaku “abadi” ke depannya.



Terkait program fisik, di RPJM 2018-2023 kota itu terdapat sekitar 10 program unggulan. Di antaranya, program Smart City, Sport Centre, Revitalisasi Rest Area, Gedung LKC, Gedung parkir, Pedestrian, lanjutan pembangunan jalan lingkar selatan dari Simpang Gajahtanang ke Kotokatik, dan lanjutan pembangunan Islamic Centre.
Di luar 10 program fisik unggulan itu, cukup banyak program fisik dengan anggaran relatif kecil yang terwujud. Di antaranya, rehab 52 unit rumah tidak layak huni (RTLH) pada 2021 dan 43 unit di Triwulan 2022 ini, rumah healing, tenda kerucut Pasar kuliner dan rehab beberapa gedung SD. Bahkan, ada pembangunan gedung NICU di RSUD Padang Panjang.
Untuk 10 program fisik unggulan, seperti terungkap lewat ekspose Walikota Fadly Amran dan jawaban Walikota atas pertanyaan wartawan dalam jumpa pers pada 10 Oktober 2022 lalu, sebagian sudah terwujud dan mulai diwujudkan. Sebagian lain belum/tidak terwujud (lihat tabel; Capaian Program Fisik Unggulan 2018-2022).
Sebagian dari program fisik unggulan itu yang terwujud, seperti Smart City, pedestrian di Jalan Soekarno-Hatta oleh Kementerian PUPR-RI. Pedestrian di Pasar Pusat dengan dana APBD, tapi belum selesai. Pengisian sebagian arial Islamic Centre dengan pembangunan 3 gedung kelas dan asrama MAPK lewat kerjasama dengan Kemenag RI.
Berikut, Sport Centre di Sago, Kelurahan Ikue Lubuk, yang akan mulai dibangun pada penghujung 2022 ini. Sumber dananya dari anggaran APBD tahun jamak 2022-2023 sebesar Rp 60 milyar lebih. Yang akan dibangun antara lain, gedung serbaguna, gedung pengelola, lapangan tenis, basket, panjat tebing dan jalan komplek.



Terkait program pembangunan Smart City, aplikasi kegiatannya tersebar di banyak OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemko Padang Panjang. Aplikasi terbesar, kehadiran Command Centre di sebuah ruang pada Lantai-II Gedung Balaikota Padang Panjang, tepi jalan raya Padang – Bukittinggi.
Dari layar monitor besar di ruang Command Centre itu bisa terlihat secara live banyak titik kawasan di Kota Padang Panjang yang terkoneksi ke kamera CCTV di lokasi-lokasi tertentu. Di antaranya, kawasan Pasar Pusat, GOR Chatib Soelaiman, simpang-simpang jalan utama, taman kota, kantor OPD dan lainnya.
Terkait Command Centre, saran dari kalangan wartawan, sebaiknya CCTV-nya dilengkapi mini speaker untuk bisa menyampaikan pesan suara dari ruang Command Centre ke lokasi-lokasi CCTV tertentu. Contoh, mengingatkan mobil yang hendak menerobos lampu merah di simpang jalan agar mundur ke belakang. Atau mengingatkan anak sekolah yang ada di taman kota pada jam belajar, agar segera balik ke kampus.

Terkait Islamic Centre di Kotokatik, kebijakan Walikota Fadly menghibahkan sekitar 1,8 Ha dari 3,8 Ha luas tanah milik Islamic Centre kepada Kementerian Agama (Kemenag)-RI. Pada lahan 1,8 Ha itu Kemenag sudah mendirikan 3 unit gedung kelas dan asrama 2 lantai untuk MAPK, kelas unggul setingkat aliyah untuk wilayah Sumatera.
Kebijakan itu diambil Walikota Fadly atas restu DPRD, karena dana APBD terbatas untuk melanjutkan pembangunan Islamic Centre sesuai konsep semula, yakni terdiri masjid (bangunan utama), gedung sosial budaya, convention hall dan wisma centre. Yang sudah siap dan telah dipakai, baru masjid (dibangun pada 2017).
Tidak atau belum terealisasinya sebagian program pembangunan unggulan fisik tadi hingga 2022 ini, seperti terungkap dari ekspos Walikota Fadly, karena pada 2020-2021 lalu terjadi refocusing besar-besaran pada anggaran APBD Kota padang Panjang untuk mengatasi dampak wabah (pandemi) Covid-19.
Kondisi keuangan Pemko Padang Panjang, bisa tergambar lewat laporan LKPj Walikota atas APBD 2021 kepada DPRD setempat. Di situ terlihat, pendapatan sebesar Rp 570,4 miliar atau 99,83 % dari target Rp 571,3 miliar, dengan kontribusi PAD Rp 93 milyar. Belanja Rp 555,7 miliar (89,32 %) dari target Rp 622,1 miliar.**ym/adv
Leave a Reply