Padang, Editor.- Proyek trotoar yang satu paket dengan pembangunan drainase, berlokasi di depan seberang jalan Kantor BKUDA Provinsi Sumbar Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang disinyalir tanpa pengawasan.
Sebab, proyek trotoar yang sengaja menggali sisi bibir Jalan Khatib Sulaiman pasnya didekat halte itu terlihat air hitam pekat bekas galian yang keluar dari himpitan bentangan jalan yang bertanah gambut. Maka bekas galian itu tidak bisa ditimbun dengan material bes. Seharusnya dengan coran beton supaya bentangan jalan tak akan melar diinjak oleh bobot kenderaan bertonase berat.
Bukan hanya itu saja, sesuai investigasi pada Senin 23 Maret, para pekerja proyek sedang memasang tembok untuk pondasi timbal balik drainase yang langsung dipasangi plesteran dan seakan tembok yang telah terpasang supaya jangan ketahuan oleh pihak tertentu. Seharusnya kedua bentangan pondasi drainase itu seharusnya dipasangi batu kali bukan tembok. Tetapi kenyataanya pondasi drainase itu dipasang batu bata tembok yang berwarna kuning tanah bukit.
Yang lebih parahnya lagi, timbal balik pondasi drainase dipasangi tembok yang langsung di plester sambil pekerja yang lainnya memasang tembok untuk material tembok pada pondasi.
Sehubungan itu ketika dikonfirmasi pada Kadis PUPR Kota Padang Yeni Yuliza lewat ponselnya menyarankan, hal itu dikonfirmasikan saja pada PPKnya atau Kabid PSDA PUPR Kota Padang, Fadel, karena ketika dikonfirmasi saat media ini, Yeni Yuliza sedang tak berada dikantornya.
Sekaitan dengan saran Yeni Yuliza media ini langsung mengkonfirmasikan pada Kabid PSDA PUPR Kota Padang pada Senin 23 Maret, Fadel memberikan keterangan konfirmasi bukanlah materi yang berkaitan dengan seputar pembangunan proyek trotoar yang sedang berlangsung. Tetapi Kabid PSDA Fadel memberikan jawaban, “saya tidak takut dengan cara cara konfirmasi seperti ini”.
Artinya, Fadel tak mau dikonfirmasi yang memberikan penjelasan secara informatif. Karena sebelumnya pada tanggal 11 Maret yang lalu sebelum nomor WA Kadis PUPR Yeni Yuliza belum didapatkan maka konfirmasi tertulis telah ditujukan pada Fadel yang mengaku waktu itu ia (Fadel) sedang ikut Diklatpim.
“Sekarang saya tak bisa memberikan penjelasan,” katanya ketika dihubungi lewat ponselnya karena sebelumnya materi konfirmasi telah di share lewat WA Fadel. Selain itu materi konfirmasi juga telah di share pada Wako Padang Mahyeldi dan juga pada Wawako Padang Hendry Septa pada waktu yang bersamaan pada (11/3). Namun tak ada jawaban dari kedua pemangku kebijakan dikota ini.
Kemudian pada Senin 23 Maret ini Kadis Yeni Yuliza dan Fadel merasa kecewa . karena media ini juga telah lebih duluan mengkonfirmasikan pada Wako dan Wawako Padang (Mahyeldi dan Hendry Septa).
Karena merasa tak enak saja maka materi konfirmasi pada Kabid PSDA Fadel dan Kadis PUPR Kota Padang Yeni Yuliza menyesali karena konfirnasi telah lebih duluan pada walikota dan wakil walikota. Karena konfirmasi tak pada dia (Yeni Yuliza) saja dikonfirmasikan.
“Kok dikonfirmasikan langsung pada pak Wawako Hendry Septa,” sahut Yeni Yulisa ketika dihubungi lewat WA ponselnya yang seyogyanya menjelaskan tentang proyek trotoar dan pembangunan rehabilitasi drainase yang tak terlihat plang proyeknya di sepanjang jalan Khatib Sulaiman tersebut.
Masih sekaitan dengan proyek ini 2 pekan yang lalu sesuai info dari pekerja proyek tersebut, bahwa bos proyek sebagai komisarisnya diduga merupakan orang dekat dengan Walikota Padang. Pasalnya, hampir setiap tahun bos komisaris dari perusahaan proyek ini memperoleh beberapa item. Tahun 2019 lalu bos dari proyek rehabilitasi trotoar dan drainase sekarang ini, juga yang mengerjakan proyek pembangunan Pasar Belimbing Kota Padang, karena kedekatan daerahisme.
Selain itu, masih ada kekecewaan warga kota ini, karena pembangunan trotoar mengakibatkan warga harus membikin lobang sendiri guna pembuangan genangan air ketika hujan datang. Sebab, warga itu sudah terkunci lokasinya karena tak ada tempat pembuangan genangan air samping kiri dan kanan serta kebelakang.
“Warga kota s berharap pada pemko Padang supaya pembangunan drainase perlu kajian yang matang sebelumnya, supaya warga tak merasa dirugikan,” kata warga kota yang enggan namanya untuk sebutkan. ** Obral Chaniago
Leave a Reply