Petugas Kesehatan di Agam  Mulai Cuek Terhadap Pasien Yang Dinyatakan PCR Positif

Agam, Editor.- Petugas Kesehatan di Agam  mulai “cuek” terhadap pasien yang dinyatakan PCR positif, itu  tandanya Upaya pananggulangan penyebaran virus covid-19 di Kabupaten Agam,( Sumbar)  mulai menurun.

Upaya tracking tidak lagi dilakukan terhadap pasien yang di vonis positif terpapar covid-19 melalui hasil swab PCR , begitu juga pemantau terhadap pasien positif covid-19, baik yang mengalami gejala ringan,maupun Orang Tanpa Gejala ( OTG).

Seperti yang dialami pasangan suami isteri berinisial YL (64), dan WT (50) yang ber KTP kan Parik Putus berobat ke Puskesmas Biaro hari Rabu, ( 16/2) karena merasa hilang penciuman, sakit kepala dan batuk.

Setelah sampai pemeriksaan, dokter menyarankan WT untuk di swab pcr dan diberi scarik kertas permintaan swab pcr ke bagian labor.

Selain itu, dokterpun menanyakan berapa orang anggota keluarga di rumah.WT  menjelaskan,hanya berdua dengan sumainya, lalu dokter menyarankan agar suami WT ikut di swab pcr sekalian, karena masa inkubasi penyebaran virus covid, 5 hari setelah ada gejala, kata dokter yang memeriksanya.

WT menerima saran petugas, agar suaminya juga ikut di swab pcr, setelah suami isteri itu di swab pcr, dokter hanya memberi obat untuk WT yang berobat dua macam, pertama Zinc Sulfate Monohydrate 6 tablet dengan dosis 1 x sehari,serta ambroxol HCI tablet 30 mg sebanyak 15 tablet dengan dosis 3 x 1 sehari.

Pengobatan selesai, kata petugas labor,nanti hasil swab pcr nya di beritahukan lewat telepon.

Pada Rabu,(16/02) malamnya, hasil swab pcr ibu WT keluar di pedulilindungi dengan hasil negatif, sementara untuk suaminya YL baru Kamis(17/02) siang di beritahukan lewat telepon WA oleh petugas yang mengaku dari puskesmas Parik Putus yang mengatakan ” hasil swab pcr bapak positif,jadi bapak harus isolasi mandiri, makan obat dan banyak makan buah,kalau ada keluhan beritahu kami”, jelas petuga yang mengaku dari puskesmas parik putus tersebut.

Setelah itu, sampai Minggu (20/02), tidak ada pemantauan dari petugas, pasien YL yang dinyatakan positif tidak dipantau dan tidak ada dikunjungi , juga tidak diberi obat atau dikirimi resep obat untuk dikonsumsi, tidak ada sama sekali di perhatikan.

Selama ini, terhadap pasien yang positif terpapar virus covid-19, dilakukan tracking, di kunjungi dan dilakukan penyemprotan di rumah yang bersangkutan. Kenapa sekarang hal itu tidak lagi, ujar WT kepada media ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam dr.Hendri Rusdian yang dikonfirmasi media ini lewat WashApp nya nengatakan,  Pasien PCR positif dengan gejala ringan dan tanpa gejala hanya isoman, dianjurkan untuk istirahat dan minum obat demam kalau panas, kalau gejala sedang sampai berat baru dirawat di Rumah Sakit (RS)

Bagi yang isoman, Biasanya petugas meninggalkan nomor kontak kepada pasien, kalau ada keluhan atau  perubahan biasanya pasien yang telpon petugas, jelas Kadiskes Agam melakui Watsh App nya.** Widya