Padang Panjang,Editor.- Tour de Singkarak ( TdS) untukke 9 kalinya digelar. Padang Panjang yang gagal berjuangan sebagai kota grand start tetap berbesar hati dan berbenah sebagai tempat finish etape ke VII, Jum’at 24 November mendatang, Beberapakali survey oleh tim gabunganpunpun dilakukan. “Penginapan, rute yang akan dilalui sudah oke,” ujar Kadis Pariwisatakota Padang Panjang,Hendri Fauzan, kepada pers.
Etape VII ini jatuhnya hari Jum’at. Walau begitu, masyarakat yang akan menonton iven tahunan ini, tak usah ragu ibadahnya shalat Jum’at-nya terganggu. Karena start dari Harau kabupaten 50 Kota dilakukan usai waktu shalat Jum’at.
Rute yang akan dilalui di kota Padang Panjang, dari depan MtSN Gantiang lurus Jalan Sukarno Hatta Busur.Kemudian melaju ke depan Karya terus ke Silaing Ateh , Simpang Kampunbaru, belok kenan depan Thawalib terus ke terminal Busur. Dari sini masuk fly over terus jalan lingkar utara RSUD, keluar disimpang Kacangkayu batas kota, belok kekanan depan Searmbi Mekkah, dan lurus depan SMAN-1, untuk selanjutnya finish di depan BRI jalan Sudirman.
Di musim Tour de Singkarak( TdS) 2017 ini, Pemko Padang Panjang menyiapkan 300 tas pinggang kulit sebagai salah satu souvenir bagi rider,official dan tamu lainnya. Alasannya menurut Kepala Dinas Porbudpar setempat, Hendri Fauzan kepada pers, kerajinan kulit Padang Panjang menjadi salahsatu ikon yang patut dipromosikan kelevel internasional.
Sekedar informasi, TdS digelar atas kerjasama Kementrian pariwisata, UCI dan Amaury sport Oganization,penyelenggara tour de France di Perancis. Awalnya tahun 2009 terdiri hanya 4 etape dengan jarak tempuh hanya 464,7 km. Seiring berjalannya waktu, jumlah etape kini naik jadi 9 etape dengan jarak tempuh 1.097 km. Hampir seluruh kota/kabupaten di Sumbar dilewati/terlibat iven internasional tahun ini.
Kota Padang Panjang sendiri baru ambil bagian pada TdS 2010 sebagai tempat start. Waktu itu para rider dan official khususnya yang dari manca negara tidak menginap di kota ini. Penyebabnya, penginapan yang ada dinggap belum memenuhi kriteria karenan WCnya. Mereka terbiasa dengan WC duduk, sementara ratusan kamar yang disediakan waktu itu lebih ke WC jongkok.
Selain peningkatan fasilitas hotel, belakangan di Padang Panjang penginapan mulai bermunculan, bahkan rumah rumah pendudukpun banyak disulap menjadi home stay.Diantaranya tampak dikawasan Bukik Surungan dan Silaing.
Jangan Terlalu Banyak Seremonial
Dari sejumlah peserta TdS yang pernah diwawanacarai Editor tahun tahun sebelumnya. Amirzargari yang membela tim Pishgaman Yazd Iran, Ghader Mizbani, pebalap Tabriz Petrochemical Team dari Iran,juga Kim asal Korea, yang turun membela Tim Trengganu Malaysia. Terakhir Juara etape I kategori umum TdS 2016, Dylan Newberry dari Australia. Rata rata menyebut terkesan eloknya pemandangan dan segarnya udara serta keramahan warga kota Padang Panjang, yang cendrung memberi semangat ketika mereka sedang balapan.
Cuma saja secara umum, tidak saja untuk kota Padang Panjang, ada yang mesti ditingkatkan lagi. Yakni, soal kedisiplinan waktu. Terutama waktu start yang terlambat karena berbagai atraksi dan seremonial terlalu banyak. Idealnya mereka mesti melakukan pemanasan sebelum start, nah ini malah diajak duduk atau sekedar berdiri menyaksikan rangkaian acara seremonial.** Yetti H/ Berliano Jeyhan
Leave a Reply