Jakarta, Editor.- Urang Awak perantau Minang, khususnya diwilayah Jabodetabek mendapat kabar gembira. Jika mau mengadakan resepsi pernikahan putra-putrinya (baralek), ingin diselenggarakan persis seperti yang biasa dilakukan di kampung halaman, kini tinggal pesan.
Mulai dari malam bainai, manjapuik marapulai, maarak penganten dengan tambua tansa, tambua talempong pupuik olo, bagalombang, hingga jamuan adat khas Minang serta hiburan tradisional, seperti tari piriang bagolek, dll. Dipandu pembawa acara, lengkap dengan pasambahan.
Pokoknya “baralek” di rantau, berasa di kampung halaman. Ide ini berawal dari keinginan perantau asal Desa Kotomalintang, Kec.Tanjung Raya, Agam yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Kotomalintang (IKKM) Jakarta dan Sekitarnya, untuk mengangkat kembali tim kesenian khas daerah tersebut, yang cukup dikenal di Jakarta sekitar tahun 70-an hingga 80-an.
Pada masa tahun 70 – 80-an, tim kesenian asal Nagari Kotomalintang, (IKKM Jakarta) sering diundang tampil di berbagai ajang seni dan budaya di Ibu kota Jakarta, untuk mewakili Sumatera Barat.
Keberadaan kelompok kesenian khas Minang ini tidak lepas dari solitnya persatuan, semangat serta rasa tanggung jawab tokoh masyarakat Desa Kotomalintang yang berada dalam wadah IKKM Jakarta akan keberadaan warganya di perantauan, serta eksistensi seni budaya Minangkabau.
Namun sayangnya, pada dekade terakhir IKKM mulai terpuruk. Antara pengurus, anggota, serta warganya terjadi berbagai permasalahan, salah paham antara pengurus, tokoh masyarakat hingga anggota masyarakat perantau Kotomalintang sendiri.
Menurut sumber yang didapat Editor, yang menjadi penyebab utama adalah, tidak berlangsungnya dengan baik re-generasi kepemimpinan, serta kurang harmonisnya komunikasi, antar sesama pengurus, para tetua, dan warga, dalam berbagai hal.
Sehingga, hal tersebut juga berdampak pada aktifitas genarasi penerus perantau Kotomalintang di Jakarta. Organisasi terancam pecah, kegiatan pemuda dan seni budayanya ikut terpuruk.
Atas realita tersebut, dimotori oleh para tokoh perantau Kotomalintang yang ada di Jakarta dan Sekitarnya, mereka bertekat kembali menata IKKM Jakarta yang pernah solit dan sempat membawa nama harum masyarakat Minang di perantauan.
Atas inisiatif pendiri IKKM Jakarta, Salman Syarif, satu-satunya tokoh Pendiri yang masih hidup, memberi mandat kepada tiga orang tokoh yang ia percaya, yaitu Rajudin Sutan Amir, saat ini dipercaya sebagai Ketua Umum IKKM Jakarta, periode 2017-2020, Danu Asmara, SH, MH dan Wisja Sikumbang (dua nama terakhir dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum), untuk melanjutkan kejayaan IKKM Jakarta dan Sekitarnya.
Tepat pada tanggal 6 Agustus 2017 lalu, di anjungan Sumbar Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, bersamaan dengan dilangsungkannya Silaturrahmi dan Halal Bihalal perantau Kotomalintang, yang dihadiri oleh berbagai kalangan, serta pemuka masyarakat Sumbar di Jakarta, kepengurusan IKKM Jakarta dan Sekitarnya, resmi dikukuhkan. ** Wisja
Pengurus Ikatan Keluarga Kotomalintang (IKKM) Jakarta dan Sekitarnya
Masa Bhakti 2017-2020 :
Ketua Umum : Rajudin Sutan Amir
Wakil Ketua Umum : – Danu Asmara, SH, MH
Wisja Sikumbang
Sekretaris Umum : Drs. H. Supratman AS
Sekretaris I : Lisa Arthanti, S.Pd
Sekretaris II : Mona
Bendahara Umum : Apriman Sutan Pamuncak
Bendahara I : Nasrul Sutan Bagindo
Pemegang Kas : Devi Efrianti
Ketua Harian : Isnawardi, S.Pd, MM
Ketua Bidang Sosial & Kesejahteraan : Edy Tanjung B.Sc. Bagindo Sati
Ketua Bidang Dikbud & Kewanitaan : Drs. Iswandi Tanjung
Ketua Bidang Wilayah dan Humas : Syamsir Sikumbang
Ketua Bidang Kesinian dan Olahraga : Ryan Sikumbang
Ketua RKM : Ilham Sandi
Ketua Yayasan kotomalintang : H. Nurlis Koto / Suryanti Firman
Leave a Reply