
Padang Panjang, Editor.- dr. Lila Yanuar dilantik oleh Gubernur Mahyeldi jadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Jum’at (18/3). Kini, kursi Direktur RSUD Padang Panjang yang ditinggal Lila jadi lowong. Lalu, siapa yang bakal jadi penggantinya, bagaimana pula nasib sejumlah inovasinya untuk kemajuan RSUD kota itu?
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Panjang, Sony Budaya Putra yang dihubungi via ponselnya, Jum’at malam (18/3), menyebut posisi Direktur RSUD kota itu sementara dirangkap oleh Kepala Tata Usaha (KTU) RSUD tersebut, Yevi Maslinda. Yevi, sebelum jadi KTU-RSUD, adalah Sekretaris di Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang.
Terkait pengisian jabatan definitif Direktur RSUD Padang Panjang, Sekda Sony menyebut Pemko akan segera memprosesnya. Jabatan Direktur RSUD Padang Panjang itu setingkat Eselon-III, tidak mesti dilelang seperti Eselon-II. Begitu didapat figur yang juga dianggap mampu memajukan RSUD, akan segera diproses pengangkatannya.
Ditanya, bagaimana keberlanjutan berbagai terobosan (inovasi) yang dilakukan oleh dr. Lila Yanuar untuk kemajuan RSUD Padang Panjang, seperti pengembangan layanan penunjang untuk peningkatan PAD-APBD kota, jawab Sekda, tentu itu diharapkan terus berjalan. Apalagi Kota Padang Panjang kini butuh sekali peningkatan PAD.
Karena itu, figur yang dicari untuk pengganti dr. Lila di RSUD Padang Panjang menurut Sekda Sony, tidak hanya mampu meningkatkan layanan medis sebagai tugas utama rumah sakit. Tapi juga mampu meningkatkan kontribusi rumah sakit untuk PAD-APBD kota dari potensi yang dimiliki dengan tidak membebani pasien.
Era kepemimpinan dr. Lila Yanuar di RSUD Padang Panjang, Editor mencatat ada banyak terobosan yang sudah, sedang dan mulai dilakukan. Khusus terkait upaya peningkatan kontribusi RSUD atas PAD-APBD Kota Padang Panjang, di antara inovasi itu;
1.Revitalisasi jasa parkir kendaraan
2.Revitalisasi penyewaan kios/ruang kantin RSUD
3.Buka jasa cuci mobil
4.Buka Jasa estetika/kecantikan
5.Buka jasa layanan senam kebugaran
Rencananya di segi layanan penunjang, dr.Lila juga akan membuka layanan penunjang lain sesuai potensi RSUD Padang Panjang, yang memiliki 16 layanan spesialis dengan kunjungan termasuk dari provinsi tetangga. Di antaranya, jasa laundry dan jasa titipan anak.
Sedangkan inovasi terkait pengembangan layanan medis (medical service), antaralain;
-Layanan terapi bicara
-Layanan fisioterapi
-Layanan akupuntur
-Layanan akupresur
-Layanan rehabilitasi anak
-Layanan NICU
-Layanan terapi okupasi
Perkembangan kontribusi RSUD atas PAD (Pendapatan Asli Daerah) pada APBD Kota Padang Panjang tahun 2021 juga terjadi kenaikan cukup signifikan. Semula di APBD 2021 awal ditarget sekitar Rp 53 miliar. Terus di perubahan APBD 2021 target naik jadi Rp 57 miliar. Hasilnya di akhir tahun terealisasi sebesar Rp 67 miliar,
Dampak berikutnya dari lonjakan kontribusi RSUD atas PAD pada 2021 itu, penerimaan PAD pada APBD 2021 Kota Padang Panjang juga mengalami kenaikan. Semula di perubahan APBD 2021 target penerimaan PAD sebesar Rp 87 miliar. Hasilnya di akhir tahun 2021 terealisasi sebesar Rp 94 miliar.
Sementara di segi fisik bangunan, pada 2022 ini dari proposal yang diajukan ke Kementerian Kesehatan RI diperoleh anggaran Rp 5 miliar untuk membangun gedung baru, yakni Gedung NICU (ruang intensif bayi). Lokasinya di sisi kiri depan dari gedung induk RSUD (4 lantai) yang menghadap ke jalan lingkar utara kota itu.
Berkenaan berbagai terobosan yang dilakukan di RSUD Padang Panjang di rentang Februari 2021 – Maret 2022 itu, dr.Lila Yanuar yang dihubungi via ponselnya, Jumat malam (18/3), berharap inovasi-inovasi tersebut akan dilanjutkan dan lebih terjadi percepatan ke depannya. ** Ym
Leave a Reply