
Kota Solok, Editor.- Indonesia merupakan salah satu negara kaya dengan seni dan tradisi peninggalan nenek moyangnya, setiap daerah dipastikan memiliki kesenian khas dan bentuk permainan yang berbeda. Seperti di Sumatera Barat dan di Provinsi lainnya, permainan trasidional Lore atau Dore merupakan salah satu permainan anak anak yang diwariskan leluhur.
Diera 60 tahunan lalu, permainan tradisional dilakukan untuk mengisi waktu senggang anak anak, dan permainan Lore atau Dore bukanlah hal yang asing. Namun pada saat ini, permainan tradisional itu sudah terlupakan, karena banyak dari generasi penerus tidak mengenalnya lagi, mendengar namanya saja mereka merasa aneh apalagi tau cara memainkannya.
Terlupakannya permainan tradisional itu, disebabkan karena kurangnya ruang terbuka untuk bermain, serta tidak adanya pengenalan yang seharusnya diberikan. Saat ini para generasi penerus disibukan dengan permainan yang dilahirkan oleh perkembangan digitalisasi. namun tampa disadarinya, bahkan oleh orang tuanya sendiri, permainan yang tidak memerlukan banyak gaya gerak tubuh, berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit, dan bahkan ratusan macam permainan itu membuat anak harus menjadi pencuri untuk memenuhi kebutuhan jiwanya tersebut.
“Ini adalah persoalan yang serius yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah dan para orang tua, dan mengenalkan kembali permainan tradisional, bisa menjadi salah satu Solusi yang harus diberikan,” ungkap Abdul Gafar, S.Kep.M.PH, Senin, 12 September 2022, diruang kerjanya.
Abdul Gafar.S.Kep.M.PH adalah salah satu dari dosen yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, Program Studi D.III Keperawatan Solok. Pria kelahiran 31 Desember 1964 di kabupaten Tanah Datar itu, telah melakukan penelitian terkait manfaat dan nilai nilai positif yang terkandung dalam permainan tradisional, seperti permainan Lore atau Dore.
Menurut peneliti itu, permainan tradisional merupakan peninggalan leluhur yang wajib dilestarikan, dan berdasarkan penelitiannya, setiap permainan tradisional, memliki manfaat tersendiri dan kaya dengan nilai nilai positif yang akan diserap oleh anak anak, dan akan terimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.
Abdul Gafar mengatakan, hilangnya permainan tradisional berbanding terbalik dengan membanjirnya permainan modern, seperti berbagai macam permainan yang dilengkapi dengan alat alat canggih, hingga permainan seperti play station, game online, dan yang paling trend dan kontroversial saat ini permainan Higgs Domino yang telah mengarah pada perjudian.
“Permainan Higgs Domino berpotensi besar merusak mental dan jiwa anak, dan bahkan untuk membeli chip permainan tetsebut, generasi penerus mendapatkan uang dengan menghalalkan segala cara, dan mirisnya, permainan Higgs Domino telah merambah hingga orang dewasa ” imbuh Abdul Gafar.
Terkait dengan itu, Abdul Gafar mengatakan, pekerjaan rumah itu akan dapat diselesaikan dengan melibatkan banyak pihak, seperti orang tua, tenaga pengajar, pemerintah daerah, dan unsur masyarakat lainnya yang merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan para generasi penerus dari ketidak mampuannya mengikuti perkembangan digitalisasi yang terjadi.
Kembali melestarikan dan mengenalkan permainan tradisional Lore atau Dore akan menjadi sebuah solusi, dan permainan tersebut identik dengan salah satu mata pelajaran wajib dalam kurikulum sekolah yakni pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesahatan. Pada jenjang pendidikan itu, merupakan bidang kajian yang luas dan sangat menarik dengan titik berat pada peningkatan pergerakan manusia.
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan adalah bagian integral dari suatu proses pendidikan yang memberikan sumbangan pertumbuhan dan perkembangan total pada setiap anak, terutama melalui latihan gerak.
Dari penelitian yang telah dilakukan, manfaat permainan tradisional Lore atau Dore memiliki kesamaan dengan tujuan dari proses pelajaran pendidikan Jasmani Olahrga dan Kesehatan yang direncanakan secara sistematis, diantaranya, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fisik, organik, keterampilan motorik, keterampilan berfikir, sosial dan moral, melatih untuj kreatifitas, sebagai alat terapi tubuh, dan mengembangkan kecerdasan majemuk anak.
Selain memiliki banyak manfaat, permainan tradisional itu juga mengandung nilai nilai positif, diantaranya, Kedisiplinan, dalam hal itu, pemain harus mengikuti aturan yang berlaku, seperti budaya antri, tertib, dan patuh. Ketangkasan permainan tradisional Lore atau Dore menuntut banyak keterampilan gerak yang melibatkan kemampuan otot tubuh. Sosial terjadi interaksi sosial dari sesama pemain, dan Kesehatan dengan aktivitas bermain dapat meningkatkan kegembiraan, kecerian, menigkatan denyut jantung, memperkuat otot jantung dan paru paru, melancarkan sistim peredaran darah, memungsikan sistem ekskresi ( berkeringat) yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
Melihat manfaat dan nilai nilai dari permainan tradisional itu, Abdul Gafar menyarankan, agar permainan seperti Lore atau dore bisa dijadikan sebagai strategi ataupun metode dalam proses pembelajaran tanpa meninggalkan esensi yang ada dalam kurikulum.
Dengan demikian selain sebagai tenaga pengajar, guru juga ikut mengangkat kembali budaya bangsa, serta ikut mengingatkan peserta didik bahwa nenek moyang kita banyak mewariskan seni dan budaya yang menjadi tradisi untuk terus dikembangkan.
“Para tenaga pengajar juga akan memperoleh banyak keuntungan, selain akan meningkatnya prestasi belajar peserta didik, juga dapat untuk menambah angka kredit yang harus dicapai ” tambah Abdul Gafar mengakhiri.** Gia
Leave a Reply