“Balada Uang Hilang”

(25)

Hep ta Hep ti Hep ta Hep ti

BESOK malamnya setelah shalat Isya, sidang Ajo Manih dilanjutkan kembali.

Sebagaimana undangan dan pengunjung sidang lainnya, gue dan Ajo Uwan telah duduk di tempat masing-masing. Menjelang sidang dimulai, Ajo Fuddin yang duduk di depan gue dan Ajo Uwan, memutar kepalanya menghadap kami. Kami keheranan. Ajo Fuddin menyalami gue dan Ajo Uwan. Gue dan Ajo Uwan saling berpandangan.

“Ajo Uwan,” kata Ajo Fuddin.

“Ya. Ada apa Din,” kata Ajo Uwan.

“Mengherankan …?”

“Apa yang mengherankan?”

“Itu Mak Manti Nagari Kito …”

“Ada apa dengan beliau?”

“Mak Manti Nagari Kito pada sidang kemarin pingsan setelah membaca kertas yang diserahkan Jangguik. Tahu Wan apa isi tulisan pada kertas itu”   

“Isinya, angka-angka jitu togel. Mak Manti Nagari Kito lupa memasang. Ternyata salah satu angkanya keluar,” jawab Ajo Uwan.

“Bukan itu sebabnya,” sela Ajo Karanggo yang duduk di sebelah kanan Ajo Fuddin.

Ajo Fuddin mehengongkan kepalanya ke Ajo Karanggo yang sedang memutar kepalanya menghadap kami.

“Bagaimana menurut Ajo Karanggo?” tanya Ajo Fuddin.

“Menurut sumber Kantor Wali Nagari Kito, kertas itu berisi nama Manti Nagari Kito,” kata Ajo Karanggo.

“Apa hubungannya dengan Manti Nagari Kito?” tanya Ajo Uwan.

“Manti Nagari Kito memberi uang hilang kepada Jangguik untuk calon ampulai

adiknya asal …” kata Ajo Karanggo menggantung.

“Hus! Sidang segera dimulai, jangan berisik,” sela Ajo Sutan yang duduk di pojok

kanan ruang sidang di depan kami.

“Biarkan! Informasi belum lengkap. Teruskan!” sela Ajo Uwan.

“Manti Nagari Kito memberinya asal bersedia jadi saksi …”

“Saksi apa?” desak Ajo Uwan.

“Saksi Ajo Manih merampok dan membunuh Bundo Kanduang!”

“Jadi …” sela Ajo Fuddin.

“Hus! Sidang mau mulai!” tukas Ajo Sutan lagi.

“Jadi Manti mau …?”

“Ya. Manti mau …”

“Bisa diam! Sidang mau mulai!” tukas Ajo Sutan lalu berdiri.

“Siapa sumber informasinya?” desak Ajo Uwan.

“Sumbernya …”

Ajo Sutan bergegas mendekat kemudian mencekik leher leher Ajo Karanggo. Ajo Fuddin dan Ajo Uwan tak sempat mencegah. Ajo Karanggo seketika pingsan.

“Aduh! Saterehnya kumat lagi. Tolong bantu bawa ke belakang!” kata Ajo Sutan.

Ajo Fuddin dan Ajo Uwan menggotong Ajo Karanggo ke belakang pentas melalui pintu sebelah kiri. Perangkat sidang beriringan memasuki ruang sidang dari pintu belakang sebelah kanan pentas. Setelah duduk bersila di belakang meja lesehannya, Angku Palo memberi kode dengan menaikkan telapak tangan kanannya ke depan tiga kali.

Tukang Gandang dan Tasa yang duduk bersila di pojok sebelah kiri pentas berdiri, lalu

memukulnya bertalu-talu dan berhenti pada puncak iramanya. Setelah berhenti, tukang Gandang dan Tasa duduk bersila kembali.

“Sidang dilanjutkan kembali. Jaksa …”

“Ya. Ambo Palo.” kata Jaksa.

“Pandu sidang!”

Jaksa berdiri, lalu memberi salam kepada pengunjung dengan kedua telapak tangan di

dada. Setelah menerima balasan dari para pengunjung, Jaksa menenangkan dirinya dengan

mengambil napas beberapa jenak. Perangkat sidang, undangan dan pengunjung sidang diam.

Beberapa jenak sunyi.

“Kami mulai dengan menjemput Kaba si Jangguik saat Manti Nagari Kito pingsan

setelah membaca kertas yang ditulis Jangguik,” kata Jaksa setelah tenang dirinya.

“Silahkan!” kata Angku Palo.

“Tolong Palo hadirkan Jangguik.”

“Baik. Jangguik!”

Jangguik datang tergopoh-gopoh dari pintu belakang sebelah kanan pentas diiringi Ajo

Gindo dan Ajo Sutan.

“Ambo Mak Palo,” kata Jangguik setelah berhenti dan berdiri di depan tempat duduk

Angku Palo.

“Duduk di tempat saksi.”

“Baik Mak Palo.”

Jangguik pun duduk bersimpuh di belakang meja lesehan saksi. Ajo Gindo dan Ajo Sutan pun duduk bersila di belakang meja lesehan perangkat sidang.

“Jaksa, lanjutkan!”

“Baik. Jangguik!”

“Ambo Mak Jaksa.”

“Dalam kaba Saudara ungkapkan, bahwa Bundo Kanduang dengan ikhlas merelakan

barang emasnya dipinjam untuk uang hilang adik gadih Ajo Manih. Ya?’

“Ya.”

“Barang emas itu dijual Ajo Manih. Ya?”

“Ya.”

“Uangnya untuk modal Ajo Manih berjudi koa. Ya?”

“Sesuai benar dengan Berita Acara Pemeriksaan.”

“Ajo Manih membunuh dan merampok lawan judinya karena kalah. Ya?”

“Tidak!”

“Tidak? Berita Acara Pemeriksaan ya?”

“Jawabannya ambo sampaikan melalui Kaba Parewa Koa.” (Bersambung)

[tribulant_slideshow gallery_id=”3″]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*