Doni Saputra, Tekuni Seni Kriya Senjata Tradisonal Kerambit

Kumpulan kerambit karya Doni Saputra.
Kumpulan kerambit karya Doni Saputra.

Payakukumbuh, Editor.-  Jika perupa fokus berkarya hasil eksplorasi dan kolaborasi dari rangkaian penjelajahan kreativitasnya di dunianya, lalu menghasilkan karya yang mampu menghipnotis mata, sebenarnya merupakan sesuatu yang wajar dan lumrah terjadi. Tetapi jika seorang ASN di suatu OPD yang juga perupa di sela-sela kegiatan rutinnya di kantor ternyata mampu berkarya seni rupa bidang seni kriya dengan baik dan sempurna di tengah-tengah masyarakatnya, ini baru luar biasa.

Doni Saputra.
Doni Saputra.

Hal inilah yang dilakukan Doni Saputra (47 th) sekretaris Dinas Pariwisata dan Olah Raga kota Payakumbuah yang juga pekerja seni rupa bidang seni kriya di kediamannya jalan Singa Harau, Kel. Balai Panjang, Kec. Payakumbuh, Payakumbuah dalam mengolah, mengeksplorasi senjata tradisional suku Minangkabau “kerambit” yang di dalamnya berisikan seperangkat nilai-nilai budaya dan kini mulai langka bahkan sulit ditemukan di Minangkabau.

Menurut Doni Saputra, jumat, 10/12/21 menyebutkan, ketertarikannya terhadap kerambit didasari nilai-nilai pamungkas senjata masyarakat Minang tempo dulu di Minangkabau karena difungsikan sebagai alat pertanian, kadang dipakai untuk menyapu akar, pengumpul batang padi hingga alat mengirik padi.

Berdasarkan bukti-bukti tertulis, kerambit Minangkabau memang berasal dari suku Minang yang terus dikembangkan para perantau guna melestarikan senjata tradisional ke publik diantaranya ke Jawa, Semenanjung Melayu, di Sumatera Barat sendiri bahkan di daerah lainnya, ujar Doni Saputra.

Dari cerita-cerita rakyat tempo dulu, proses munculnya ide membuat alat ini terinspirasi dari cakar harimau, dimana ketika itu masih sangat banyak berkeliaran di hutan-hutan Sumatera. Kuku harimau yang melengkung dan tajam menjadi asal-usul motif pisau kerambit Minang Modern ini, yang juga melengkung dan sangat tajam.

Berdasarkan hasil riset, kerambit Minang ternyata menjadi salah satu alat yang dipakai tentara Indonesia sebagai senjata terakhirnya, ketika keris yang di pinggang dan tombak yang berada di tangan sudah tidak berdaya lagi menghadapi musuh.

Kerambit juga merupakan senjata yang digunakan ketika bertarung jarak dekat. Orang-orang yang menguasai ilmu bela diri sangat cocok memakai alat ini. Misalnya oleh para pasilek (pesilat-red) Minang yang dikenal mahir menggunakannya dalam acara-acara tertentu. Senjata kerambit ini pernah disebut sebagai salah satu dari jenis senjata yang paling mematikan di seluruh dunia.

Sudah Lima Tahun Menekuni Kerambit

Menurut Doni, demikian panggilan akrabnya, ia mengenal kerambit sejak usia sekolah dasar persisnya di kelas V dan VI, karena kakek saya saat itu suka membuat pisau minang secara manual dan terbatas yang bernama kerambit. Saat itu saya berpikiran senjata ini tak berguna atau sulit mempergunakannya. Kakek saya sering meletakannya diatas bandua pintu atau dalam peti yang tersusun rapi dan tak boleh asal digunakan.

Selain sebagai ASN bidang Kebudayaan Doni juga aktif di organisasi pencinta bilah pisau Indonsia (Indonesian Blades Chapter). Di wilayah Sumbar Riau serta Kepulauan Riau disebut dengan IBCM (Indonesian Blades Chapter Minangkabau).

Karena keunikannya, saya tertarik membuat kerambit disebabkan keunikan bentuknya, mulai dari perhitungan: komposisi, proporsi, balance, artistik dan dengan estetika bentuk pisau serta gagangnya yang diberi ornamen ragam hias Minangkabau. Dan itu telah saya mulai sejak lima tahun silam, kata Doni lagi.

Kerambit yang juga dikenal dengan nama kurambik itu, merupakan senjata unik yang memiliki bentuk serupa pisau genggam berukuran kecil. Bentuk dari senjata ini melengkung. Bahkan salah sejumlah negara menggunakan senjata tradisional minangkabau sebagai atribut wajib yang perlu digunakan para tentaranya.

Sekalipun senjata tradisional Suku Minangkabau yang satu ini terlihat sangat kecil, namun memiliki kemampuan dalam melumpuhkan lawan ataupun hewan. Artinya dengan menggunakan senjata ini bisa melakukan gerakan yang sangat cepat, karena memang bobotnya yang cukup ringan. Masyarakat suku Minangkabau seringkali membawa senjata ini terutama ketika dalam perjalanan yang jauh dengan tujuan untuk menjaga diri ketika terjadi kejahatan yang tidak diinginkan.

Para jawara yang berasal dari Suku Minangkabau dan memiliki aliran silat harimau sangatlah lihai dalam menggunakan senjata tradisional yang satu ini. Saat ini mungkin Anda akan menemukan banyak sekali pilihan untuk senjata kerambit. Karena memang seiring waktu banyak yang melakukan modifikasi terhadap kerambit. Ada dua jenis senjata tradisional minangkabau kerambit yaitu kerambit tajam tunggal serta kerambit tajam ganda

Melalui kakek saya tambah Doni, diperkuat ilmu pengetahuan dasar saat masih bersekolah di jurusan seni kriya SMSR (SSRI/SMKN4) Padang tahun  1989 – 1994 lalu, saya terus mengasah kemampuan untuk membuat dan mengerjakan “kerambit” dengan besi berkualitas dan gagang dari kayu tahan lama bahkan ada yang berbahan tanduk kerbau dan sapi. Kemudian memberinya ornamen ragam hias Minangkabau baik pada gagang maupun besi kerambit.

Secara prinsip, bentuk kerambit secara umum semuanya hampir sama, namun karena penyebarannya yang luas akhirnya masing-masing daerah memberikan kesan dan motif khusus yang khas, agar terkesan menjadi kearifan lokal. di Indonesia diantaranya berbentuk : (1) Kuku Alang (kuku elang), Lawi ayam: Cakar elang / ayam dari Sumatra Barat (2) Kuku Harimau, dari Sumatra Barat, Jawa Barat dan Madura, (3) Kuku Bima, dari Jawa Barat dan Jawa Tengah, (4) Kuku Hanoman, dari Jawa Barat, (5) Kerambit Sumbawa, dari Pulau Sumba, dan (6) Kerambit Lombok, dari Lombok.

Selama tahun terakhir alhamdulillah dalam berbagai kesempatan pameran di Sumatera Barat, termasuk pameran besar seni rupa Sumatera Barat di Payakumbuh awal november lalu kerambit yang saya kerjakan ini mampu mencuri perhatian publik menjadi karya seni bermuatan nilai-nilai lokal yang tentunya berfungsi sebagai benda hias bernilai seni dan menjadi souvenir pajangan etalase, ujar Doni mengakhiri. ** Muharyadi

Previous Image
Next Image

info heading

info content

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*