Pameran Lukisan Tunggal Ricon Ibdar di Bandung

Salah satu lukisan yang dipamerkan.
Salah satu lukisan yang dipamerkan.

Bandung, Editor.- Kebahagian tiada tara bagi pelukis yang telah puluhan berkarya dan bergulat dalam ranah kreativitas adalah ketika mampu melaksanakan pameran tunggal untuk pertamakalinya, menampilkan puluhan karya dalam berbagai ukuran dan format yang dijelajahi selama ini.

Hal itu pulalah yang dilakukan Ricon Ibdar (54 th), pelukis otodidak “urang awak” asal Paritmalintang, Padang Pariaman, Sumbar dalam pameran tunggalnya di galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan No. 9, Bandung, Jawa Barat sejak 6 sd 17 Juli 2022 mendatang.

Menurut Ricon, yang dihubungi di  sela-sela pameran menyebutkan, “kegiatan melukis baginya merupakan kesenangan yang telah dimulainya sejak di Sekolah Dasar dulu di kampung halamannya. Kemanapun pergi, tidak bisa lepas dari kegiatan menggambar “.

Kegiatan melukis tidak pernah berhenti dilakukannya dengan merujuk sejumlah sumber inspirasi pelukis-pelukis terkenal yang dikenal melalui karya dan pergulatannya sebagai literatur berkarya,  ujar Ricon pengagum pelukis besar dunia Pablo Picaso, Salvador Dali, Nashar dan sejumlah pelukis Indonesia lainnya memberi penjelasan.

Secara umum, sosok perempuan menjadi dominan obyek lukisan Ricon sejak lama, mengingat kultur Minangkabau dalam sistem matrilineal, sehingga alur garis keturunan ibu menjadi penting dan menarik ditampilkan, ujar kurator pameran Isa Perkasa.

Kritik Sosial Dalam Persoalan Keseharian

Sejumlah harya-karyanya bukan hanya menarik dan indah untuk ditelusuri, tapi juga penuh isian-isian berupa kritik sosial di tengah-tengah masyarakatnya dikemas dalam sebagian kecendrungan kubisme, bahkan dadaisme sebagaimana dilakoni Ricon.

Sebagai pelukis otodidak, lumrah Ricon mengadopsi kecendrungan kubisme Pablo Picasso dan sejumlah pelukis ternama lainnya sebagai obyek studi di karya-karyanya. Semuanya wajar terjadi dalam dunia seni rupa, apalagi pelukis otodidak.

Diantaranya bisa diamati melalui karya berjudul Labirin, cat minyak diatas kanvas, Padang, 2015,  100 x 80 cm dan Rembulan Di Balik Bukit, cat minyak, 100×80 cm 2014.

Karya-karya tahun 2017 ke atas, terlihat eksplorasi menarik di kanvas-kanvasnya. Lihat karya Big Table, cat minyak, 91 x 57 cm, Padang, 2017, DISTORSI, cat minyak, 200 x 150 cm, Bandung, 2019, dan Lost Harmony, cat minyak, 200 x 300 cm Padang, 2018 terlihat kerja melukis dekoratifnya tampak detail, penuh pesona.

Menurut kurator, Ricon banyak mengalami pengalaman batin yang harus ditanggapinya dengan pengertian dan kebijaksanaan, karena karya-karyannya seringkali dianggap aneh dan asing.

Satu diantara karya yang menjadi tema utama adalah The Women, cat minyak, 210 x 150 cm, Bandung, 2022, dalam deskripsi diceritakan kehidupan yang semakin kompleks dalam balutan berbagai persoalan kebutuhan hidup dan biaya yang kian melambung tinggi, terlihat sangat kontekstual tentang kondisi sekarang, ujar Isa Perkasa lagi. ** Muharyadi

Share
Previous Image
Next Image

info heading

info content

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*