Oleh : Afratama,S.H (Anggota PWI Sumbar)
Berbagai cara yang dilakukan anak bangsa untuk menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78 tahun, ada yang membuat perlombaan Panjat pinang, makan kerupuk, pacu karung dan masih banyak lagi semua itu mempunyai makna tersendiri tentang perjuangan. Begitulah terdoktrin nya hati nurani para anak bangsa menghargai jasa para pahlawannya yang telah bertumpah darah merebut kemerdekaan dari tangan penjajah bangsa lain.
Begitu mendidih darah anak bangsa ketika merah putih itu berkibar di tiang menuju puncak yang di iringi dengan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman dengan Syair Merdeka Merdeka, namun yang jadi pertanyaannya sudah merdeka kah anak bangsa itu sendiri???? Jawabannya wallahualam.
Kenapa begitu, karena kita sudah sangat lazim melihat anak anak bangsa memperjuangkan haknya kesana kesini akibat tindasan para Kapitalisme di negerinya sendiri, ada dengan cara berunjuk rasa berhari hari untuk menyampaikan aspirasinya demi mendapatkan keadilan namun keberadaan Negara entah dimana???
Akankah kita masih bisa menyebut Merdeka, Mungkin sudah terjawab di dalam dada ketika gaya penjajahan baru telah berubah.
Belum lagi di daerah yang secara otomatis jauh dari ibukota negara seperti di salah satu daerah di Sumatera Barat masih saja kita melihat anak anak Sekolah Dasar sebagai generasi emas bangsa yang belajar di ruangan dengan kondisi atap bocor
Dan ketika curah hujan yang deras seakan akan kita melihat air terjun yang membasahi ruang belajar itu
Akankah kita bisa menelan tangis kedalam diri ketika suara masih berkata merdeka saat kita telah menyembunyikan arti merdeka yang sesungguhnya….. **Buyung
Leave a Reply