Limapuluh Kota, Editor.- Terdampak para orang tua wali murid lebih suka memilih sekolah yang berada di kawasan tetangga buat anak-anak mereka, akhirnya, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 10 Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, hanya punya murid sebanyak 18 orang. Ironis juga, tetapi, boleh dibilang kalau buat meramaikan anak didik di sekolah bersangkutan jadi sebuah langkah sulit.
Ketika kenyataan ini disampaikan kepada Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikian Kecamatan Guguak, Efrison, dia juga mnembenarkannya. “Memang benar, jika ada upaya untuk mengajak anak didik agar bersekolah di situ (SDN 10 Guguak-red), itu adalah suatu langkah sulit. Sebab, kami bersama kepala sekolahnya, sudah mencobanya, namun itu terasa memang rumit,” kata Efrison, saat ditemui di kediamannya, di Tabek Panjang, Rabu (6/12).
Hasil pantauan media ini, menunjukkan, minimnya jumlah murid di SDN 10 Guguak, yang terletak di Balai Mansiro, sebenarnya lebih disebabkan oleh pilihan atau selera para orang tua murid yang terkesan lebih suka memilih sekolah buat anak-anak mereka di kawasan tetangga, yakni SDN 01 Guguak dan SDN 02 Kubang.
Seperti kata Efrison, upaya pihaknya untuk mengajak para orang tua murid supaya anak-anak mereka mau bersekolah di SDN 10 Guguak (Balai Mansiro), sudah kerap dilakukan dan selalu saja hasilnya tak manjur. “Kita telah coba memberi arahan yang orientasinya tentu saja untuk meramaikan murid di sekolah itu. Tapi, ya, hasilnya tidak menggemberikan. Buktinya inilah, sekolah itu cuma punya murid sebanyak 18 orang,” ujar Efrison
Menurut penuturannya, dari enam tingkatan di sekolah itu, pada tahun pelajaran 2017-2018 ini, kelas I tidak memiliki murid seorang pun. Sementara kelas II ada punya siswa 4 orang. Lalu, kelas III kosong lagi. Sedangkan kelas IV dan kelas V, masing-masing memiliki murid 4 orang. Kemudian kelas VI muridnya ada 6 orang.
Di bagian lain, beberapa tokoh masyarakat Guguak mengatakan, beralihnya pilihan para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang berada di luar kawasan tempat tinggal mereka, adalah cermin kalau sekolah dimaksud tidak diminati. Ini buktinya, biar pun tak jauh dari tempat domisili mereka ada sekolah setingkat, namun mereka masih tetap memilih sekolah yang berlokasi di daerah tetangga.
“Ke depan, kenyataan begini hendaknya menjadi cermin bagi para pihak berkompeten supaya tiap sekolah memiliki murid yang maksimal jumlahnya. Masak, ada kelas dalam satu tingkatan sampai kosong,” kata tokoh yang tak mau namanya ditulis.
Atau, sambung tokoh itu, jika sudah tak memungkinkan lagi, agaknya lebih baik siswa SDN 10 Guguak digabungkan saja dengan sekolah lain. Sementara sekolah di Balai Masiro ditutup dan dialihfungsikan buat kegiatan bermanfaat lainnya oleh masyarakat sekitar. ** SAS
Leave a Reply