
Arosuka, Editor.- Pemotongan hewan betina produktif untuk keperluan qurban dapat mengakibatkan terjadinya penurunan populasi ternak sapi dan berdampak pada produksi dading di Kabupaten Solok. Hal ini dapat dihambat bila kesadaran seluruh pemangku kepentingan, mulai dari peternak, pedagang, jagal, konsumen sampai pada petugas dapat di tingkatkan.

Hal itu diungkapkan Bupati Solok, H. Gusmal, SE, MM pada sosialisasi masalah hewan ternak untuk qurban yang dilaksanakan di Ruangan Danau Singkarak kantor Bupati Solok, Kamis (14/2) yang dihadiri Kapolres Arosuka, walinagari, panitia qurban, pengurus mesjid/mushalla dan pedagang ternak.
Lebih lanjut dikatakan bupati, jumlah hewan qurban setiap tahunnya semakin meningkat namun kesadaran terhadap perkembangan populasi ternak masih kurang. Sehingga masih banyak masyarakat yang menyemblih hewan bitina produktif.

“Untuk itu perlu diperlukan sosialisasi serta upaya tambahan yaitu dengan melakukan pendekatan secara etika, budaya dan agama kepada masyarakat agar pemotongan sapi betina produktif tidak lagi terjadi,” kata Gusmal.
Sebelumnya ketua pelaksana kegiatan, Admaizon yang juga Kepala Dinas Pertanian Kab. Solok menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang larangan menyembelih hewan betina produktif, serta bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara penyembelihan hewan qurban yang sesuai dengan aturan islam.

Dari data penyembelihan hewan qurban tahun lalu, 70% hewan qurban yang disembelih adalah betina produktif, hal ini disebabkab harga sapi betina lebih terjangkau dan lebih banyak dagingnya.
“Berdasarkan hal tersebut maka diperlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat dan

diharapkan kepada masyarakat untuk tidak menyembelih hewab betina yang masih produktif, baik sapi maupun kambing,” kata Admaizon. ** Rhian/Doni/Hms
Leave a Reply