TCOSS Siap Jadi Kontributor dan Pemasaran Teh Seduh Kualitas Dunia

Jenis teh diperkenalkan cara menyeduhnya untuk mengahasilkan aroma dan cita rasa kualitas tinggi di Teras Kopi Pak Datuak.
Jenis teh diperkenalkan cara menyeduhnya untuk mengahasilkan aroma dan cita rasa kualitas tinggi di Teras Kopi Pak Datuak.

Solok Selatan, Editor.- Teh premium kelas dunia yang biasanya  diekspor keluar daerah, namun jarang dinikmati orang kelas menengah ke bawah. Sebab itu, Mahasiswa Solok Selatan yang tergabung dalam Tea Community South Solok (TCOSS), bertekad menjadi kontributor dan pemasaran yang baik bagi produk-produk daerah kepada seluruh lapisan masyarakat.

Bahkan dalam waktu dekat ini, TCOSS pun akan mengajak warga dari luar daerah bagaimana menyajikan cita rasa teh melalui menyeduh, dan menikmatinya dengan kualitas teh bermutu di Solsel.

“Kita mengajak millenial bisa berkontribusi untuk produk-produk daerah. Insyaallah dalam waktu dekat, kita akan datangkan warga dari Pulau Jawa ke Solsel, untuk menikmati kualitas seduh teh yang memiliki cita rasa yang tinggi,” kata Koordinator TCOSS Safira Aisha Majid dan Igo Ocktavian, Sabtu (29/8) di Teras Kopi Pak Datuak.

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (ITB) Jurusan Managemen Informatika itu, mengatakan, sebagai kaum millenial harus mampu berkontribusi bagi daerah, dan penikmat teh berkualitas untuk semua kalangan.

Bahkan TCOSS yang berangggotakab 20 orang, telah mengikuti training pengenalan teh dan Tea Talk di Teras Kopi Pak Datuak Solok Selatan bersama Tim Liki Tea. Ternyata beda teh, beda suhu air untuk menyeduh teh akan menghasilkan aroma khas, warna dan rasa teh terbaik.

Safira Aisha Majid menyebutkan, teh dengan kualitas premium yang biasa di ekspor ke luar negeri yang penikmatnya bangsawan Eropa. Namun belum banyak penikmatnya di kalangan menengah ke bawah di Indonesia, termasuk di Sumbar dan Solsel khususnya. Di Indonesia, baru ada di Kafe Liki Tea milik perusahaan teh di Solsel.

“Dasar inilah kami membentuk komunitas TCOSS, nanti akan dijadikan kegiatan wisata seduh yang diperkenalkan oleh kaum millenial,” ujarnya.

Sementara Igo Octavian menambahkan, di Liki Tea telah memproduksi Green Tea, Red Tea dan White dengan blend Jasmine, Pandanous, Calamoun Tea, mint dan lainnya. Tapi khas premiumnya berupa Peko Tea, daun pucuk tiga helai paling atas diambil. Cara seduhnya akan menghasilkan aroma dan rasa yang lebih dahsat.

“Kaum millenial harus menunjukan bagaimana masyarakat Indonesia, apalagi di Sumbar dan Solsel lebih cinta produk daerah bernilai tinggi. Terutama cita rasanya,” ungkap Mahasiswa ITB Jurusan Managemen Industri itu.

Ikuti cara seduh teh yang baik, ada waktunya dan suhunya untuk diseduh. 3-4 menit khusus teh hijau. Cita rasa aroma teh, dan mengenal lebih dalam mamfaat teh tersebut. Oleh karena itu, edukasi produk lokal terbaik di Solok Selatan meski harus menjadi branding oleh kaum millenial. Cara ini lewat teknologi dan secara langsung, mahasiswa atau millenial dituntut mampu menjadi penyaji dan pendistribusi produk daerah keluar. Seperti teh, cara seduh bisa mempengaruhi hasil yang baik dan berkualitas.

“Beda produk teh, beda cara seduh, penyajian, peda cara menikmatinya dan beda pula mamfaatnya. Ini yang kita jual ke semua kalangan,” bebernya.

Devisi Retail PT Mitra Kerinci, Doris Susilawati mengatakan, untuk produk teh hijay dengan brand claretta, nanti akan dilouncing. Disitu akan diperkenalkan ke publik, cara menghasilkan teh lokal berkualitas terbaik.

“Mulai teh hitam (black tea), teh putih (white tea) dan Teh merah (red tea), semua akan kita perkenalkan cara seduhnya yang berkualitas,” ucapnya. ** Natales Idra/Sus

[tribulant_slideshow gallery_id=”3″]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*